Desa Ngablak

Selasa, (26/10/2010) mungkin adalah hari yang tidak akan pernah terlupakan bagi sebagian besar warga masyarakat Desa Ngablak Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang karena tepat delapan tahun yang lalu Erupsi merapi yang begitu dasyat meluluhlantakan berbagai aspek kehidupan ribuan orang mengungsi meninggalkan harta bendanya, mata pencaharian terganggu menimbulkan kerugian dan kerusakan yang begitu besar.

Setelah sewindu berlalu tentu ingatan kita takkan pernah lupa meski hari ini semua sudah berjalan seperti semula. Secara psikologi kejadian itu menimbulkan trauma yang mendalam bayang-bayang akan kejadian itu selalu ada dalam benak setiap warga yang mengalaminya. Dilansir dari laporan BPPTKG Yogyakarta per tanggal 26 Oktober 2018 bahwa hari ini status Gunung Merapi adalah “WASPADA” (level II) volume kubah lava 219.000 m3 dengan pertumbuhan kubah lava 6.100 m3/hari masih tergolong rendah (<20>

Desa ngablak masuk dalam peta kawasan rawan bencana 3 (KRB 3) peningkatan kapasitas SDM menjadi sangat peting karena KRB 3 merupakan kawasan yang dalam sejarah pernah terdampak langsung erupsi Merapi. teknologi sudah berkembang pesat berkaitan dengan sistem peringatan dini kebencanaan akan tetapi tentu masyarakat juga dituntut untuk meningkatan kapasitasnya oleh karena itu Kosep “living in harmoni with desaster Merapi” yang digalangkan pemerintah Desa melalui berbagai Pelatihan mitigasi bencana sosialisasi kebencanaan dengan harapan seamkin meningkatnya kapasitas masyarakat agar kejadian 2010 tidak terulang.

Selalu ada hikmah dan pembelajaran disetiap kejadian pengalaman delapan tahun yang lalu semoga menyadarkan kita semua bahwa kita harus selalu meningkatkan kewaspadaan karena bencana bisa datang kapan, dimana dan kepada siapa saja.

#tetep_eleng_lan_waspodo

#salam_pengurangan_resiko_bencana